Rabu, 30 Oktober 2019

0 komentar

Perusahaan Israel Sebar Malware di WhatsApp Pakai Nomor Indonesia

Share this Article now on :
WhatsApp dan induk perusahaanya, Facebook, menggugat produsen spyware asal Israel, NSO Grup. Raksasa internet ini menuding mereka menyebarkan malware.

Tak tanggung-tanggung, malware ini sengaja dilepas dan berhasil meretas 1.400 ponsel dan diam-diam dipantau secara ilegal.

Menurut Bloomberg, kerja dari NSO ini dimulai Antara Januari 2018 dan Mei tahun ini, NSO membuat akun WhatsApp yang digunakannya untuk mengirim kode jahat ke perangkat yang ditargetkan. 

Menurut gugatan yang diajukan Selasa di pengadilan federal di San Francisco, akun palsu dibuat menggunakan nomor telepon yang terdaftar di berbagai negara, termasuk Siprus, Israel, Brasil, Indonesia, Swedia, dan Belanda. 

Kemudia kira-kira tanggal 29 April dan 10 Mei, NSO mengeluarkan kodenya atas server WhatsApp yang menargetkan pengacara, jurnalis, aktivis hak asasi manusia, pembangkang politik, diplomat, dan pejabat senior pemerintah asing lainnya, kata gugatan itu.

Meskipun NSO tidak dapat memecahkan enkripsi WhatsApp, perusahaan itu mengembangkan malware-nya untuk mengakses pesan dan komunikasi lainnya setelah mereka didekripsi pada perangkat yang ditargetkan.

Seorang juru bicara NSO Group tidak dapat segera memberikan komentar.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para peneliti telah membunyikan alarm selama bertahun-tahun tentang NSO Group, yang membuat perangkat lunak pengawasan perangkat seluler yang seolah-olah membantu pemerintah memerangi "teror dan kejahatan." 

Namun, para aktivis, mengatakan, pemerintah menyalahgunakan produk NSO untuk menargetkan para pembela hak asasi manusia, jurnalis dan kritikus.



NSO mengatakan teknologinya membantu intelijen pemerintah dan lembaga penegak hukum menggagalkan serangan teroris besar, membawa pulang anak-anak yang diculik dan menghentikan para pedofil dan penjahat lainnya. 

Namun whistle-blowe asal Amerika Serikat, Edward Snowden musim gugur lalu menuduh perusahaan itu membantu Arab Saudi melacak dan membunuh kritikus pemerintah Jamal Khashoggi.

WhatsApp mencari perintah terhadap NSO Group yang akan menghalangi perusahaan untuk menggunakan WhatsApp dan layanan Facebook.

Chief Executive Officer WhatsApp Will Cathcart mengatakan bahwa para pemimpin perusahaan teknologi harus, paling tidak, "menyerukan moratorium langsung atas penjualan, transfer dan penggunaan spyware berbahaya."

Sebelumnya, pada Desember 2018, pembangkang Saudi Omar Abdulaziz menuntut NSO Group, mengklaim perangkat lunak perusahaan itu memungkinkan Kerajaan Arab Saudi untuk meretas teleponnya dan melacak komunikasinya dengan Khashoggi, wartawan Washington Post yang terbunuh. 

NSO menolak tudingan tersebut, dan mengatakan gugatan Abdulaziz adalah klaim palsu.

>Baca juga: Cara Membaca WhatsApp Tanpa Online

>Baca juga: Jangan Asal Buka Gambar di GIF
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99480 Orang

Weitsss kok masih 0 komentar:

Copyright © 2012 - 2013 Design by Muhammad Hanafi